Myspace Glitter Graphics, MySpace Graphics, Glitter GraphicsMyspace Glitter Graphics, MySpace Graphics, Glitter GraphicsMyspace Glitter Graphics, MySpace Graphics, Glitter GraphicsMyspace Glitter Graphics, MySpace Graphics, Glitter GraphicsMyspace Glitter Graphics, MySpace Graphics, Glitter GraphicsMyspace Glitter Graphics, MySpace Graphics, Glitter GraphicsMyspace Glitter Graphics, MySpace Graphics, Glitter Graphics Myspace Glitter Graphics, MySpace Graphics, Glitter GraphicsMyspace Glitter Graphics, MySpace Graphics, Glitter Graphics Myspace Glitter Graphics, MySpace Graphics, Glitter GraphicsMyspace Glitter Graphics, MySpace Graphics, Glitter Graphics Myspace Glitter Graphics, MySpace Graphics, Glitter GraphicsMyspace Glitter Graphics, MySpace Graphics, Glitter GraphicsMyspace Glitter Graphics, MySpace Graphics, Glitter GraphicsMyspace Glitter Graphics, MySpace Graphics, Glitter Graphics

Rabu, 15 April 2009

PENDIDIKAN IDEAL UNTUK PEMBELAJARAN

Pada hakikatnya, semua anak berhak memperoleh pendidikan sebaik mungkin sebagai bekal dalam proses perkembangannya. Dengan pendidikan yang layak, minat dan potensi yang dimiliki seorang anak dapat tersalurkan dan berkembang secara optimal yang pada akhirnya akan berguna baik bagi diri pribadi maupun bagi lingkungan sekitar dalam tatanan kehidupan bermasyarakat.
Pada anak-anak yang mengalami gangguan dalam perkembangan dan pertumbuhan, kebutuhan akan pendidikan pun sama besarnya. Akan tetapi karena dampak dari gangguan tersebut dapat mempengaruhi kemampuan anak dalam kompetensi berbagai aspek kehidupan, maka akses pendidikan yang akan mereka dapatkan diharapkan selain dapat mengembangkan potensi yang dimiliki juga dapat meminimalisir atau bahkan menghilangkan hambatan-hambatan yang mereka alami dalam hidup secara menyeluruh.
Anak-anak berkebutuhan khusus mengalami hambatan atau kesulitan dalam belajar dan memperoleh informasi. Hal ini diakibatkan adanya kecacatan fisik, gangguan kognitif, perilaku, sisial dan emosional yang dialami sehingga mereka membutuhkan suatu layanan pendidikan dengan prinsip pembelajaran yang meliputi metode atau pendekatan, media, maupun strategi yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan dan hambatan anak yang berbeda satu sama lain. Model pendidikan demikian menggunakan prinsip-prinsip program pendidikan yang di individualisasikan (individualized educational program/IEP). IEP ini dapat diterapkan baik dalam sistem pendidikan umum maupun pendidikan khusus.
Individualized educational program bertujuan untuk membentuk suatu iklim kegiatan belajar mengajar yang efektif dan efisien dengan melibatkan seluruh komponen pembelajaran yang ada. Seperti kurukulum yang harus disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan anak, sarana yang dapat menunjang penyampaian informasi atau materi, metode atau pendekatan yang sesuai dengan karakteristik anak dan strategi belajar mengajar yang dapat membantu ketercapaian tujuan pendidikan. Menurut Hallahan (1991) bahwa pengembangan program individual harus mengikuti beberapa ketentuan seperti 1) tingkat kemampuan siswa saat ini, 2) tujuan tahunan untuk tiap siswa, 3) hubungan antara tujuan jangka pendek dan jangka panjang, 4) hubungan antara pendidikan khusus dengan pelayanan yang diberikan, 5) rencana untuk memulai pelayanan, dan 6) prosedur evaluasi
Pengembangan strategi pengajaran dalam program pendidikan individual (lEP, individualized educational programs) memuat bagian dari proses penempatan siswa yang mengikuti pendidikan di sekolah reguler. Secara khusus, dengan program pendidikan individual (PPI) dapat membantu guru mengenali keunggulan siswa dan cara belajar yang mereka senangi. Informasi ini dapat digunakan sebagai dasar untuk menentukan jenis pembelajaran yang dapat dimasukkan ke dalam program pendidikan individual.
Kita sering menjumpai, siswa yang bermasalah di aspek tertentu justru mendapatkan program pendidikan yang mengabaikan kecerdasannya yang paling berkembang, dan malah berkonsentrasi pada kelemahannya. Misalnya, seorang siswa yang kecerdasan motorik-kinestetis dan spasialnya berkembang dengan baik, mengalami kesulitan belajar membaca. Di sekolah pada umumnya, mereka akan mendapatkan program pendidikan individual yang tidak melibatkan sarana belajar yang berorientasi gambar dan fisik, tetapi lebih banyak menyentuh kegiatan linguistik, seperti program membaca dan kegiatan kesadaran auditori (pemaknaan apa yang didengar). Tentu saja ini menghambat kemampuan membacanya.
Dewasa ini, sebagian besar guru memusatkan perhatian pada kecerdasan linguistik dan matematis, sehingga mengabaikan kebutuhan siswa yang dapat belajar secara maksimal melalui kecerdasan musikal, spasial, kinestetis-motorik, interpersonal, intrapersonal, atau naturalis. Siswa-siswa inilah yang paling sering mengalami kegagalan di kelas reguler dan kemudian dipindahkan ke sekolah khusus. Oleh karena itu, pembelajaran yang ramah lebih peka terhadap kebutuhan beragam siswa, melalui program belajar yang berorientasi pada keunggulan kecerdasan lainnya.
Untuk optimalisasi pembelajaran yang ramah, perlu didukung oleh guru pendidikan khusus (GPK) yang tugasnya adalah: (1) Mengidentifikasi keunggulan siswa yang paling menonjol. (2) Memusatkan perhatian pada kebutuhan siswa (3) Merancang kurikulum yang sesuai dengan fase perkembangan dan aspek keunggulan siswa. (4) Menciptakan pembelajaran yang menghargai keragaman siswa. (5) Menjalin kerja sama dengan kelompok-kelompok lain yang menunjang peningkatan kualitas belajar semua siswa.
Seluruh atau sebagian besar waktu guru pendidikan khusus (ortopedagog), digunakan di kelas-kelas reguler untuk memfokuskan diri pada kebutuhan individual setiap siswa, dan mengarahkan kegiatan pembelajaran yang khusus untuk mencapai tujuan pendidikan. Jadi tugas GPK bersama guru reguler adalah a) meningkatkan harga diri siswa, dengan memberikan penekanan yang lebih besar pada kekuatan dan kemampuan siswa berkebutuhan khusus. b) Meningkatkan pemahaman dan apresiasi siswa, apabila para siswa dibimbing untuk memahami perbedaan masing-masing dan toleran. Dengan begitu, penghargaan siswa kepada siswa berkebutuhan khusus akan meningkat, sehingga lebih memungkinkan siswa berkebutuhan khusus bergabung ke dalam kelas umum secara utuh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar